Karena itu berbagai cara dilakukan untuk memperjuangkan Irian Barat untuk kembali ke wilayah Republik Indonesia baik melalui Kompromi, kontak senjata/konfrontasi, melalui forum nasional, regional maupun internasional.
Upaya Diplomasi dalam Pembebasan Irian Barat
Dalam usaha pembebasan Irian Barat, langkah-langkah diplomasi yang ditempuh melalui jalur yang panjang dari satu kabinet ke kabinet yang lain dan tentunya juga melalui konverensi.
1. Usaha Kabinet Natsir
Kabinet Natsir pada bulan Desember 1950 mengadakan perundingan dengan Belanda, tetapi menemui jalan buntu (deadlock). Belanda kemudian justru memperkuat pertahanannya di Irian Barat.
2. Usaha Kabinet Ali I
Program Kabinet Ali melanjutkan usaha diplomasi yang telah dilakukan kabinet sebelumnya. Maksud program itu untuk menarik perhatian internasional terhadap masalah Irian Barat. Memang,
Belanda menganggap masalah Irian Barat sebagai masalah internasional. Pada tahun 1954 mulailah masalah ini diangkat untuk pertama kali dalam sidang umum PBB, tetapi mengalami kegagalan karena tidak mencukupi mayoritas 2/3 jumlah anggota.
3. Usaha Kabinet Burhanuddin Harahap
Kabinet Burhanuddin pada tahun 1955 memulai lagi perundingan dalam sidang umum PBB. Pada saat itu Belanda menentukan syaratsyarat yang mengada-ada.
Perundingan pun mengalami deadlock. Indonesia terpaksa membubarkan Uni Indonesia-Belanda pada tanggal 15 Februari 1956.
4. Usaha Kabinet Ali II
Kabinet Ali II melanjutkan tindakan keras Kabinet Burhanuddin Harahap dengan membubarkan seluruh isi perjanjian KMB.
5. Konferensi Tingkat Menteri Uni Indonesia-Belanda
Konferensi diadakan tanggal 24 Maret 1950 dengan keputusan membentuk komisi yang anggotanya terdiri dari wakil-wakil pemerintah Indonesia dan Belanda untuk menyelidiki masalah di Irian Barat. Hasil kerja dari komisi tersebut dilaporkan kepada Konferensi Tingkat Menteri kedua yang berada di Den Haag pada bulan Desember 1950. Pembicaraan
ada tingkat ini tidak menghasilkan penyelesaian masalah Irian Barat.
6. Pembatalan Perundingan KMB
Tanggal 3 Mei 1956 Indonesia membatalkan hubungan dengan Belanda berdasarkan hasil dari perundingan KMB, yang telah dilakukan secara sepihak oleh Indonesia dengan UU No. 13 Tahun 1956.
7. Pembetukan Provinsi Irian Barat
Tanggal 17 Agustus 1956 dibentuklah propinsi Irian Barat dengan ibu kotanya di Soa Siu. Wilayah propinsi ini meliputi Irian yang masih dikuasai oleh Belanda dan di daerah Tidore, Oba, Weda, Patani dan Wasile di Maluku Utara. Gubernur Irian Barat yang diangkat adalah Sultan Tidore Zainal Abidin Syah tanggal 23 September 1956.
8. Konferensi Asia-Afrika di Bandung
Konferensi Asia-Afrika yang berlokasi di Bandung juga membahas masalah Irian Barat yang secara deplomatis untuk mencari dukungan internasional khususnya dari bangsa-bangsa Asia-Afrika.
9. Rapat Umum Pembebasan Irian Barat
Tanggal 18 November 1957 diadakan rapat umum untuk membahas tentang pembebasan Irian Barat di Jakarta.
Demikian artikel Langkah-langkah Diplomasi yang Dilakukan Untuk Upaya Pembebasan Irian Barat, mudah-mudahan bermanfaat bagi pembaca semuanyaa. Terimakasih.
Sumber:
1. http://www.tambangilmu.com/2016/06/pembebasan-irian-barat-melalui-upaya.html
2. http://www.berpendidikan.com/2015/09/langkah-langkah-diplomasi-dalam-upaya-pembebasan-irian-barat.html